Loading

LAKBAN / OPP TAPE MURAH DAN KUAT

Tuesday, February 14, 2012

India Prediksikan Pertumbuhan Ekonomi Melemah

Oleh: Bachtiar Abdullah
New Delhi - Pemerintah India memprediksi pertumbuhan ekonominya tahun ini akan menjadi yang terlemah sejak 2009, dan memaksa bank sentral untuk menurunkan suku bunga rupee.
Gross Domectic Products (GDP) India mungkin bisa tumbuh 6,9 persen selama 12 bulan dari Maret tahun lalu hingga Maret mendatang, tulis Bloomberg mengutip Kantor Statistik Pusat India di New Delhi kemarin (7/2).

Median GDP India dari 15 estimasi survei Bloomberg adalah 7 persen tahun ini. Ekonomi India pernah ngebut dengan kecepatan pertumbuhan 8,4 persen pada kurun 2010-2011. Pertumbuhan India melambat setelah Reserve Bank of India (RBI) menaikkan suku bunga pada 2010 hingga Oktober tahun lalu untuk memerangi berkecamuknya kenaikan harga akibat krisis utang Eropa.
Namun sekarang RBI sudah menyalakan lampu hijau mengenai kesiapaannya untuk menurunkan suku bunga pinjaman, seperti yang dilakukan bank sentral Brazil maupun Indonesia. Penurunan suku bunga pinjaman ini menyebabkan inflasi India menurun menjadi 7,47 persen pada Desember tahun lalu.
“Angka ini menegaskan kembali keyakinan bahwa pendorong pertumbuhan akan tetap bagus dan RBI sudah mengindikasikan akan menurunkan suku pada April mendatang," kata Radhika Rao, ekonom dari Forecast Pte, Singapura.

Para pejabat pemerintah di Asia-Pasifik berjuang sekuat tenaga, menepis dampak dari gejolak utang Eropa terhadap pertumbuhan global. Melambatnya pertumbuhan di China hingga Korea Selatan mendorong bank-bank sentral menurunkan suku bunga pinjaman.
Sektor manufaktur India hanya naik 2,9 persen pada tahun fiskal saat ini, padahal pada 2010- 2011 mencapai 7,6 persen. Sedangkan di sektor pertanian, menurut prediksi, hanya tumbuh 2,5 persen. Sektor pertambangan lebih menyedihkan, hanya tumbuh 2,2 persen.
Inflasi India pada Desember kemarin termasuk yang tertingi di kelompok negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan China).

Untuk pertama kali sejak 2009, RBI pada 24 Januari kemarin terpaksa menahan deposito yang disisihkan sebagai cadangan RBI. Ancaman inflasi yang tinggi juga sedang dihambat agar tidak menjadi liar. Pemerintah kini berjuang untuk mengekang defisit anggaran India, karena penerimaan pajak juga mengkerut dan lamban, sedangkan subsidi justru merangsang pengeluaran pemerintah.

Kesenjangan penerimaan dan anggaran pemerintah telah mencapai 92,3 persen (berarti defisit 7,7 persen) dari target tahun fiskal dalam sembilan bulan hingga Desember kemarin.
Standard Chartered PLC memprediksi, India akan melenceng dari target pertumbuhannya dan akan terjerembab pada tingkat pertumbuhan GDP hanya 4,6 persen pada Maret mendatang. [mdr]

sumber:inilah.com

0 comments:

Click Button Below to Save As PDF

Pertumbuhan PDB per kapita (% tahunan)

Template by : kendhin x-template.blogspot.com