Jakarta, 18/09/2013 MoF (Fiscal) News – Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di kisaran5,5 hingga 6 persen. Prediksi ini didasari oleh pertumbuhan kinerja ekspor yang saat inicenderung melambat. Demikian disampaikan Ekonom Senior ADB Edimon Ginting di Jakarta,Selasa (17/9).
Ia mengatakan, salah satu dampak kenaikan BI rate secara agresif akan berdampak padaperlambatan pertumbuhan ekonomi. Namun, hal tersebut dinilai wajar karena bertujuan untukmengurangi tekanan defisit transaksi berjalan yang semakin melebar. “Saya masih tetap updatepertumbuhan ekonomi Indonesia di antara 5,5 hingga 6 persen, jadi memang kita harus slow down sedikit,” urainya.
Menurutnya, perlambatan ekonomi Indonesia ini juga diakibatkan oleh menurunnya pertumbuhanekspor karena China dan India sebagai negara tujuan ekspor mengalami pukulan daripertumbuhan ekonomi global. Imbasnya, hal tersebut akan terus menjadi tekanan bagi neracatransaksi berjalan. “BI rate itu kan dinaikkan memang tujuannya untuk memperlambat, bukancuma konsumsi domestik, tapi juga permintaan domestik, sehingga nanti bisa terkurangi defisittransaksi berjalan kita,” ungkapnya.
Di sisi lain, lanjutnya, kebijakan pemerintah untuk mendukung ekspor dan investasi melaluipemberian insentif, serta depresiasi nilai tukar rupiah dapat membantu meningkatkan pasokan(supply side) dan mendorong kinerja ekspor. “Jadi kita harus dukung ekspornya lebih banyak,supaya impornya juga pelan, namun permintaan domestik juga mesti melambat,” pungkasnya.(ans)
sumber:http://www.depkeu.go.id
0 comments:
Post a Comment