Jakarta, 29/08/2013 MoF (Fiscal) News - Pemerintah telah merevisi sejumlah asumsi makroRancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 yang baru diumumkanbeberapa waktu lalu. Hal tersebut terlihat saat Menteri Keuangan (Menkeu) M. Chatib Basrimenyampaikan asumsi makro RAPBN 2014 dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RIpada Rabu (28/8).
Asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 yang sebelumnya ditetapkan sebesar 6,4 persendikoreksi menjadi pada kisaran 5,8 persen hingga 6,1 persen. Sementara, asumsi nilai tukarrupiah pada tahun 2014 yang sebelumnya diproyeksikan sebesar Rp9.750 per dolar AS dikoreksipada kisaran Rp10.000 hingga Rp10.500 per dolar AS.
Untuk asumsi laju inflasi tahun 2014 masih tidak mengalami perubahan, dengan tetap akandijaga pada kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen. Begitu pula suku bunga SuratPerbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan diasumsikan tetap berada pada level 5,5 persen.
Asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price) pada tahun 2014 juga tetapdiperkirakan sebesar 106 dolar AS per barel, asumsi lifting minyak mentah tetap 870 ribu barelper hari, dan lifting gas bumi 1.240 ribu barel setara minyak per hari. “Ada sejumlah perkiraandalam asumsi makro pada APBN-P 2013 kita yang meleset. Ini tentu tak lepas dari berbagai halyang terjadi terutama pada berlanjutnya kondisi ekonomi global yang tidak stabil, sehingga kitaperlu merevisi asumsi pada RAPBN 2014 yang beberapa minggu lalu kita sampaikan," kataMenkeu.(ak)
sumber:http://www.depkeu.go.id
0 comments:
Post a Comment