Loading

LAKBAN / OPP TAPE MURAH DAN KUAT

Wednesday, September 4, 2013

Nokia Takkan Selamatkan Microsoft

Pengumuman Microsoft yang telah membeli unit piranti dan layanan Nokia menunjukkan bahwa mereka berfikir bahwa dengan mengakuisisi teknologi yang tepat, mereka dapat mengambil lagi momentum yang telah hilang. Sayangnya, mereka telah salah. Permasalahan Microsoft sebenarnya bukan pada terlalu sedikitnya teknologi, tapi justru terlalu banyak. Dan mereka memiliki terlalu banyak orang pintar yang bakatnya terbuang percuma disana.

Daripada ekspansi, seharusnya yang dilakukan oleh Microsoft adalah menghilangkan divisi-divisi yang ada dan memperpendek birokrasi yang berlaku di perusahaan.  Hal ini akan memberi kebebasa kepada para inovator yang mereka miliki untuk mengambil risiko dan melakukan hal terbaik yang dapat mereka lakukan.
Ketika IBM berjuang untuk bertahan di awal 90-an, Bill Gates waktu itu menasehati CEO IBM yang baru terpilih saat itu, Louis Gerstner Jr., untuk merampingkan organisasi IBM dan menciptakan perusahaan yang lebih kecil dan lebih agresif. Dia menyarankan Gerstner untuk menanggalkan asset-aset yang tidak menguntungkan dan berkosentrasi pada beberapa bisnis-bisnis tertentu. Tapi, Gerstner tidak mendengarkan apa kata Gates tersebut.
Resep obat yang diberikan oleh Gates kepada IBM itu sebenarnya adalah yang dibutuhkan oleh Microsoft saat ini. Mereka telah berfokus pada terlalu banyak pasar yang saling berlawanan – enterprise, personal computing, mobile, dan entertainment—dan parahnya lagi mereka tidak benar-benar memahami semuanya. Pada setiap area tersebut dibutuhkan strategi pemasaran yang tersendiri, struktur harga dan rangkaian produk yang berbeda-beda pula dan seringkali saling konflik satu dengan lainnya.
Walau kekalahan Microsoft telah jelas terlihat, mereka masih berjuang di lahan yang sama. Mereka telah kalah dalam berbagai medan. Mereka kalah di komputasi mobile, music player, smartphone, mesin pencari, dan juga jejaring social. Ya, memang mereka sukses pada sedikit produk seperti Xbox, tapi itu bisa dikatakan hanya sebuah kebetulan yang kurang berarti.
Sederhananya, Microsoft menjadi seperti raksasa tua yang marah-marah, terobsesi untuk mempertahankan produk-produk mereka yang sudah mulai menua. Membeli produk-produk baru tidak akan membantunya, justru mungkin akan membuat mereka kesulitan dalam mencernanya.
Vivek Wadwa dari Stanford University mengatakan bahwa cara terbaik bagi Microsoft sebenarnya adalah memecah-mecah dirinya menjadi perusahaan-perusahaan yang lebih kecil dan agresif. Mereka perlu dibebaskan untuk berkompetisi dengan para startup lainnya. Perusahaan-perusahaan mikro Microsoft ini perlu diberi kebebasan untuk mengambil risiko dan mengkanibal produk-produk utama dari perusahaan.
Microsoft jelas memiliki banyak orang berbakat yang dapat melakukan hal ini. Tapi sayangnya, mereka disia-siakan selama ini. [manajemen-ti/lnkdin/pict:macdailynews]

0 comments:

Click Button Below to Save As PDF

Pertumbuhan PDB per kapita (% tahunan)

Template by : kendhin x-template.blogspot.com