Loading

LAKBAN / OPP TAPE MURAH DAN KUAT

Monday, June 17, 2013

Merek lebih penting dibandingkan jumlah toko; oleh:Lee Hae Kwan

Di kawasan Asia, Indonesia merupakan negara yang paling bagus pertumbuhan ekonominya. Populasi penduduk Indonesia juga tergolong besar. Dari sisi bisnis, negara ini menjadi salah satu tujuan investasi banyak perusahaan global. Itu sebabnya, kami memilih Indonesia sebagai tempat ekspansi.
Sejak membuka store pertama di akhir tahun 2011 hingga saat ini, kami sudah memiliki 22 toko di Jakarta dan sekitarnya. Sebelum membuka store pertama di Indonesia, kami sudah melakukan research marketselama satu tahun hingga dua tahun untuk bekal pendirian Lotteria.

Sekarang, sudah ada sekitar 14 perusahaan Lotte Group di Indonesia. Lottemart merupakan Grup Lotte yang pertama kali masuk. Setelah itu baru grup-grup Lotte lain mengikuti.
Sebelum di Indonesia, Lotteria sudah masuk ke Vietnam. Di sana kami sudah berbisnis selama 13 tahun dan sudah stabil. Kami juga sudah menjadi nomor satu di negara itu. Begitu pun di negara asal kami yakni Korea Selatan, kami menjadi nomor satu, dengan sekitar 1.100 store.
Kami melihat potensi sangat bagus di Indonesia sehingga memutuskan melakukan investasi langsung dan tidak dalam bentuk franchise. Tapi menurut aturan kepemilikan di Indonesia, kami tidak boleh memiliki 100% sehingga kami mencari mitra yang bisa diajak kerja sama.
Proses mencari mitra ini membutuhkan waktu lebih dari satu tahun, baik untuk pendekatan maupun pemilihan. Pada waktu itu, ada sekitar 10 calon mitra. Setelah penjajakan, akhirnya, kami memilih bekerja sama dengan PT Mondial Royal Fastana. Pertimbangannya, mereka yang paling menaruh perhatian banyak terhadap Lotteria dan paling banyak membantu proses joint venture ini. Porsi kepemilikan sahamnya, 51% Lotte dan 49% Mondial.
Total investasi yang sudah kami keluarkan untuk pembukaan 22 toko sampai sekarang sekitar US$ 10 juta. Investasi itu akan kami tingkatkan lagi karena kami masih mengkaji untuk terus membuka store baru.
Untuk pembuatan satu store, investasi yang kami keluarkan sekitar US$ 200.000–US$ 250.000, tergantung dari ukuran. Biaya terbesar yaitu pada pembuatan interior dan teknologi kitchen. Kami memakai teknologi terkini untuk menekankan pada higienitas. Sementara interiornya khas kami sendiri.
Karena masih awal, rasanya terlalu dini untuk bicara market share atau pangsa pasar. Bandingkan dengan pemain lain yang sudah bertahun-tahun di Indonesia, bahkan ada pemain lama dengan jumlah store di atas 100 gerai.
Kalau dari store yang sudah berdiri lebih dari satu tahun, kami mengharapkan penjualan naik 40%–50%. Jumlah pengunjung Lotteria saat ini sekitar 10.000 orang per toko per bulan.
Dibandingkan market share, yang paling penting bagi kami adalah bagaimana mengenalkan brand Lotteria kepada publik. Jadi, saat ini, kami lebih fokus pada pengenalan dulu ke masyarakat melalui store baru.
Kuncinya pada konsep yang berbeda dari brand lain. Untuk itulah kami menciptakan menu yang berbeda dari menu brand fastfood yang lain. Untuk jenis chicken, misalnya, kami ada empat macam. Ada chicken ganjong yang menjadi ciri khas Lotteria. Chicken ganjong ini hanya ada di Lotteria Indonesia. Di Korea  sebagai negara asalnya saja tidak dijual.
Kami terus berupaya melakukan pengembangan menu dengan memperhatikan jenis makanan yang cocok dengan lidah dan budaya orang Indonesia. Contohnya, di sini biasa makan dengan nasi dan beberapa lauk. Jadi, kami kembangkan menu Lotte combo.
Dari hasil riset itulah, terlihat bahwa menu tersebut disukai dan penjualan Lotte combo saat ini cukup laris. Meski baru diluncurkan dua bulan, menu paket ini bisa menyumbangkan 10% dari total penjualan.
Kami mengharapkan dapat membuka sekitar 20 toko lagi tahun ini sehingga di akhir tahun sudah mempunyai sekitar 40 toko. Kami masih akan fokus pada pembukaan toko di Jabodetabek karena potensinya memang masih sangat besar.
Tapi, untuk jangka panjang, kami berharap bisa membuka toko tidak hanya di Jabodetabek. Misalnya, dalam lima tahun ke depan, kami menargetkan akan ada lebih dari 100 toko Lotteria. Dari jumlah tersebut, selain tersebar di Jabodetabek, toko-toko itu juga akan ditempatkan di beberapa kota di Pulau Jawa dan Bali.
Kami juga mulai membuka stand-alone store tahun ini. Salah satunya di Thamrin City, Jakarta, yang akan dibuka bulan depan. Ini merupakan store pertama yang berdiri sendiri. Selanjutnya, mulai tahun ini sampai tahun depan, kami akan mencari terus lokasi toko di luar mal.
Kalau ada kenalan yang punya tanah, bisa dikenalkan ke saya. Kalau di tanah itu berdiri Lotteria, tentu harga tanahnya nanti akan meningkat.
Dalam membuka store baru, kami membuka dua atau tiga toko sekaligus agar efisien dan mudah mengaturnya. Misalnya dalam pendistribusian logistik.
Menciptakan budaya
Sebagai CEO, yang saya pikirkan tentu kesuksesan bisnis perusahaan ini. Seperti, memperluas ekspansi bisnis dan menciptakan profit dalam waktu yang singkat. Memang belum tercapai 100% sekarang karena masih dua tahun.
Saya menargetkan Lotteria bisa menjadi brand fastfood terbaik dalam waktu singkat. Brand itu lebih penting daripada jumlah store.
Selain penambahan store, strategi jangka pendek adalah meningkatan kualitas servis, stabilisasi operasional toko, dan pengembangan produk. Khusus untuk produk, kami bukan hanya mendatangkan produk dari Korea, tapi kami lokalisasikan sesuai dengan selera pasar di Indonesia.
Setiap saat saya selalu melihat laporan berkala. Dari situ bisa dievaluasi, mana saja yang perlu diperbaiki dan diimprovisasi.
Menurut saya, yang paling sulit adalah customer, bagaimana melayani mereka. Kalau pelayanan baik, pasti mereka jadi loyal. Target konsumen kami adalah anak muda dan remaja. Selain itu, para pekerja kantoran.
Selain orang Indonesia, kami juga menyasar ekspatriat Korea yang bekerja di sini. Dengan makan di Lotteria, mungkin, bisa mengingatkan mereka kepada kampung halaman.
Sebenarnya bukan hanya perusahaan fastfood yang menjadi kompetitor kami. Semua perusahaan yang berbisnis food & beverage, baik yang besar maupun kecil, otomatis menjadi kompetitor kami. Namun, sebagai pendatang baru, kami belajar dari mereka yang sudah lebih lama di sini.
Menurut saya, kadang-kadang, semakin banyaknya pesaing juga menguntungkan. Pasalnya, bersama dengan mereka, kami bisa membangun dan mengembangkan pasar. Dengan bersama-sama, kami juga mampu menciptakan budaya makan.
Selain itu, kami terus melakukan edukasi untuk menghilangkan pemikiran fastfood adalah junk food. Kami punya standar kerja yang bertumpu pada qualitycleanservicetime, dan hygiene. Jadi kualitas setiap produk adalah nomor satu bagi kami. Ini yang selalu dilatihkan kepada karyawan.
Kami selalu menekankan kelima prinsip tersebut.
sumber:kontan.co.id

0 comments:

Click Button Below to Save As PDF

Pertumbuhan PDB per kapita (% tahunan)

Template by : kendhin x-template.blogspot.com